Powered By Blogger

Senin, 04 Agustus 2014

02. Perawatan Kebun Manggis Serba Organik

 Bpk Ir. Abrar di dampingi oleh Herman Tanjung,SP Pengawas Mutu Benih Kabupaten Solok Selatan ketika kebun ini disurvei dijadikan pohon Induk.

Rombongan dari Badan Pengawas Mutu Benih Tanaman Pangan  Sumatera Barat di Dampingi Oleh Herman Tanjung,SP kepala Pengawas Mutu Benih Kabupaten Solok Selatan di Kebun Manggis.
Dari kiri Kekanan, Sdr. Teguh, Nova, Ibuk Zulmanery Manir, Arman Zebua, dan Akhirman, Kepala Dinas Koperindag Kab.Solok Selatan di Kebun Manggis
Bersama Prof.Dr.Akmal Djamaan, Ph.D. Apt. Guru Besar Fak.Farmasi Unand.

Peserta Verifikasi Buah Manggis bersama Ir.Kasma Iswari,MP, tengah membuat Just Manggis

Berefoto bersama Panitia Bagian Perindustrian Dinas Koperindag, Kab.Solok Selatan, Nara Sumber serta Peserta Pelatihan di BPTP Sumatera Barat
Guna mempertahankan kwalitas buah Manggis, meminimalkan ketah kuning serta gangguan hama lainnya yang mengurangi kwalitas buah, kita lakukan sebagai berikut.


  Populasi OPT dibawah tingkat yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi sehingga produksi dapat dihasilkan pada taraf tinggi, baik kuantitas maupun kualitas. Berkembangnya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan gagalnya suatu usaha pertanian. Sesuai dengan Undang-undang No 12 tahun 1992, Pemerintah telah menetapkan kebijakan  Pengendalian dengan sistim Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam penerapan PHT tujuannya adalah mengurangi dan mempertahankan populasi OPT dibawah tingkat yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi sehingga dapat mempertahankan produksi dalam taraf tinggi, baik kuantitas maupun kualitas dengan melakukan strategi pengendalian yang mempertahankan , kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan bagi petani.
Penggunaan bahan nabati merupakan salah satu komponen yang merupakan pendukung dalam  pelaksanaan PHT. Secara umum ramuan nabati dapat diartikan sebagai bahan yang berasal dari tumbuhan yang digunakan  untuk pengendalian OPT. Adapun aspek pengendalian tersebut menyangkut proses penghambatan/penolakan makan, peneluran serta penghambatan pertumbuhan dan perkembangan efek kematian dari organisme sasaran.
Ramuan nabati bersifat pukul dan lari (hit and run) yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh pemakan tanaman pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh maka residunya akan cepat menghilang dialam, dengan demikian tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi.
Ramuan nabati dapat dibuat dengan sederhana tanpa memerlukan pengetahuan khusus. Untuk membuat ramuan nabati hanya diperlukan kemauan dan kerja keras , ramuan nabati dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan bagian tumbuhan yakni berupa akar, umbi, batang, daun, biji atau buah.
Dari hasil penelitian dan aplikasi di berbagai lahan pertanian organik, telah didapatkan beberapa formulasi ramuan yang sudah digunakan dalam pengendalian serangan organisme pemakan tanaman dan serangan penyakit tanaman.


1. Ramuan A
Kegunaan
:
untuk pengendalian serangga pengisap (kepik dan kutu kutuan)
             
Alat-alat  :
1.      Timbangan
2.      Gelas ukur
3.      Kertas label
4.      Saringan
5.      Lesung dan alu
6.      Sarung tangan
7.      Pisau
8.      Baki
9.      Baskom
10.   Ember
11.   Botol atau jirigen sebagai media penyimpanan

Bahan-bahan                 :

No
Jenis bahan
Jumlah
1
Daun surian
5 ons
2
Bawang putih (Allium sativum)
2 ons
3
Lengkuas (Alpina purpurata)
3 ons
4
Bustowali (Tinospora tuberculata)
4 ons
5
Serai Harum (Cymopogon atratus)
4 ons
6
Pinang Sinawa (Areca catechu)
1 buah
7
Urine kambing
1 liter

Cara Pembuatan  :

  • Semua bahan ditumbuk satu persatu
  • Bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam urine kambing selama 1 malam
  • Rendaman bahan diperes dan diambil ekstraknya kemudian ekstrak tersebut disaring
  • Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi ketengan tentang ramuan dan tanggal pembuatan




Cara Penggunaan          :
  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter diaduk dan kemudian dimasukkan ke tangki penyemprot
  • Penyemprotan pada tanaman dilakukan terutama terutama pada pucuk kemudian bagian atas dan bawah daun
  • Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam seminggu sampai dengan populasi kutu tidak membahayakan lagi


2. Ramuan B
Kegunaan
:
Untuk pengendalian ulat pemakan daun

Alat-alat     :
1.      Timbangan
2.      Gelas ukur
3.      Kertas label
4.      Lesung alu
5.      Sarung tangan
6.      Pisau
7.      Baki
8.      Baskom
9.      Ember
10.   Botol atau jirigen sebagai media penyimpanan

Bahan-bahan       :
No
Jenis bahan
Jumlah
1
Lagundi (Vitex trifolia L.)
5 ons
2
Daun sirsak (Annona sp)
5 ons
3
Daun sirih (Aper betle L.)
½ ikat
4
Daun cengkeh (Euginia aromatica L.)
5 ons
5
Serai Harum (Cymopogon atratus)
4 ons
6
sicerek
4 ons
7
Mahoni (Switania mahagoru)
5 ons
8
Daun kulit manis
5 ons
9
Garam
0,5 ons
10
Urine kambing
1 liter

Cara pembuatan  :
  • Semua bahan ditumbuk satu persatu
  • Bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam urine kambing
  • Rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya kemuan ekstrak tersebut disaring dan hasil saringan ditambah dengan garam
  • Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan


Cara Penggunaan          :
  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter diaduk dan kemudian dimasukkan ke tangki penyemprot
  • Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
  • Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua kali dalam seminggu sampai dengan populasi larva atau ulat tidak membahayakan lagi


3. Ramuan C
Kegunaan
:
untuk pengendalian ulat pemakan daun

Alat-alat        :
1.                                        Timbangan
2.                                        Gelas ukur
3.                                        Kertas label
4.                                        Lesung alu
5.                                        Sarung tangan
6.                                        Pisau
7.                                        Baki
8.                                        Baskom
9.                                        Ember
10. Botol atau jirigen sebagai media penyimpanan timbangan

bahan-bahan       :

No
Jenis bahan
Jumlah
1
Air kelapa
2 liter
2
Ragi tape
1 butir
3
Bawang putih (Allium sativum)
4 ons
4
Deterjen/sabun colek
0,5 ons
5
Kapur bangunan
2 ons

Cara Pembuatan  :
  • Deterjen atau sabun colek dilarutkan dalam air kelapa
  • Bawang putih ditumbuk sampai halus
  • Bawang putih, ragi tape dan kapur bangunan dimasukkan dalam larutan air kelapa dan kemudian di saring
  • Hasil saringan kemudian difermentasikan selama 20 hari
  • Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan

Cara Penggunaan          :
  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot
  • Penyemprotan pada seluruh bagian tanaman
  • Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam seminggu sampai dengan populasi larva/ulat tidak membahayakan lagi

4. Ramuan D
Kegunaan
:
Untuk pengendalian penyakit cendawan
/jamur

    Alat-alat    :
1.      Timbangan
2.      Gelas ukur
3.      Kertas label
4.      Saringan
5.      Lesung dan alu
6.      Parutan
7.      Sarung tangan
8.      Pisau
9.      Baki
10.   Baskom
11.   Ember
12.   Botol atau jirigen sebagai media penyimpanan.

Bahan-bahan       :

No
Jenis bahan
Jumlah
1
Gelinggang gajah
5 ons
2
Lengkuas (Alpina purpurata)
3 ons
3
Jahe ( Zingiber officinale)
3 ons
4
Ekstrak Titonia
3 liter

Cara pembuatan  :
  • Daun gelinggang gajah ditumbuk halus
  • Jahe dan lengkuas ditumbuk / diparut hingga halus
  • Ketiga bahan tersebut dimasukkan ke dalam ekstrak titonia selanjutnya diperas dan disaring
  • Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan

Cara penggunaan          :
  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot
  • Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
  • Aplikasi pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
  • Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam seminggu sampai dengan intensitas penyakit cendawan/jamur tidak membahayakan lagi

5. Ramuan E
Kegunaan
:
Untuk pengendalian penyakit yang disebabkan bakteri
    Alat-alat     :
1.    Timbangan
2.    Gelas ukur
3.    Kertas label
4.    Saringan
5.    Lesung dan alu
6.    Sarung tangan
7.    Pisau
8.    Baki
9.    Baskom
10. Ember
11. Botol atau jirigen sebagai media penyimpanan.
     
Bahan-bahan :
No
Jenis bahan
Jumlah
1
Daun sirih (piper betle L.)
½ ikat
2
Kunyit
2 ons
3
Bawang putih (Allium sativum)
2 ons
4
Ekstrak Titonia
3 liter

Cara pembuatan  :
  • Semua bahan ditumbuk satu persatu
  • Bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dan diaduk dalam ekstrak titonia
  • Rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya kemuan ekstrak tersebut disaring
  • Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan

Cara Penggunaan          :
·         500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot
·         Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
·         Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam seminggu sampai dengan intensitas penyakit cendawan/jamur tidak membahayakan lagi

Dari beberapa formulasi ramuan tersebut, takaran yang tercantum dalam pembuatan ramuan tersebut merupakan takaran/ukuran yang disesuaikan dengan aplikasi yang dilakukan di IPO Aie Angek, sehingga jika dilakukan aplikasi ditempat lain sangat besar kemungkinan takaran/ukuran masing-masing bahan yang digunakan akan berbeda pula jumlahnya.
 Semoga hal ini bermanfaat bagi teman para petani dimana saja berada, sepanjang mengikuti bahan serta cara pengolahan, memperoleh kwalitas produksi pertanian yang bagus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar