Bpk Ir. Abrar di dampingi oleh Herman Tanjung,SP Pengawas Mutu Benih Kabupaten Solok Selatan ketika kebun ini disurvei dijadikan pohon Induk.
Rombongan dari Badan Pengawas Mutu Benih Tanaman Pangan Sumatera Barat di Dampingi Oleh Herman Tanjung,SP kepala Pengawas Mutu Benih Kabupaten Solok Selatan di Kebun Manggis.
Dari kiri Kekanan, Sdr. Teguh, Nova, Ibuk Zulmanery Manir, Arman Zebua, dan Akhirman, Kepala Dinas Koperindag Kab.Solok Selatan di Kebun Manggis
Bersama Prof.Dr.Akmal Djamaan, Ph.D. Apt. Guru Besar Fak.Farmasi Unand.
Peserta Verifikasi Buah Manggis bersama Ir.Kasma Iswari,MP, tengah membuat Just Manggis
Berefoto bersama Panitia Bagian Perindustrian Dinas Koperindag, Kab.Solok Selatan, Nara Sumber serta Peserta Pelatihan di BPTP Sumatera Barat
Guna mempertahankan kwalitas buah Manggis, meminimalkan ketah kuning serta gangguan hama lainnya yang mengurangi kwalitas buah, kita lakukan sebagai berikut.
Populasi OPT
dibawah tingkat yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi sehingga produksi dapat dihasilkan pada
taraf tinggi, baik kuantitas maupun kualitas. Berkembangnya Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan gagalnya
suatu usaha pertanian. Sesuai dengan Undang-undang No 12 tahun 1992, Pemerintah
telah menetapkan kebijakan Pengendalian dengan
sistim Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam penerapan PHT tujuannya adalah
mengurangi dan mempertahankan populasi OPT dibawah tingkat yang dapat
menimbulkan kerugian ekonomi sehingga dapat mempertahankan produksi dalam taraf
tinggi, baik kuantitas maupun kualitas dengan melakukan strategi pengendalian
yang mempertahankan , kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen
serta menguntungkan bagi petani.
Penggunaan bahan
nabati merupakan salah satu komponen yang merupakan pendukung dalam pelaksanaan PHT. Secara umum ramuan nabati
dapat diartikan sebagai bahan yang berasal dari tumbuhan yang digunakan untuk pengendalian OPT. Adapun aspek pengendalian
tersebut menyangkut proses penghambatan/penolakan makan, peneluran serta
penghambatan pertumbuhan dan perkembangan efek kematian dari organisme sasaran.
Ramuan nabati
bersifat pukul dan lari (hit and run) yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh
pemakan tanaman pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh maka residunya akan
cepat menghilang dialam, dengan demikian tanaman akan terbebas dari residu
pestisida dan aman untuk dikonsumsi.
Ramuan nabati
dapat dibuat dengan sederhana tanpa memerlukan pengetahuan khusus. Untuk
membuat ramuan nabati hanya diperlukan kemauan dan kerja keras , ramuan nabati
dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan bagian
tumbuhan yakni berupa akar, umbi, batang, daun, biji atau buah.
Dari hasil
penelitian dan aplikasi di berbagai
lahan pertanian organik, telah didapatkan beberapa formulasi ramuan yang sudah
digunakan dalam pengendalian serangan organisme pemakan tanaman dan serangan
penyakit tanaman.
1. Ramuan A
Kegunaan
|
:
|
untuk pengendalian serangga pengisap (kepik dan kutu kutuan)
|
Alat-alat :
1.
Timbangan
2.
Gelas ukur
3.
Kertas
label
4.
Saringan
5.
Lesung
dan alu
6.
Sarung
tangan
7.
Pisau
8.
Baki
9.
Baskom
10.
Ember
11.
Botol
atau jirigen sebagai media penyimpanan
Bahan-bahan :
No
|
Jenis bahan
|
Jumlah
|
1
|
Daun surian
|
5 ons
|
2
|
Bawang putih (Allium sativum)
|
2 ons
|
3
|
Lengkuas (Alpina purpurata)
|
3 ons
|
4
|
Bustowali (Tinospora tuberculata)
|
4 ons
|
5
|
Serai Harum (Cymopogon atratus)
|
4 ons
|
6
|
Pinang Sinawa
(Areca catechu)
|
1 buah
|
7
|
Urine kambing
|
1 liter
|
Cara Pembuatan :
- Semua bahan ditumbuk satu persatu
- Bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam urine kambing selama 1 malam
- Rendaman bahan diperes dan diambil ekstraknya kemudian ekstrak tersebut disaring
- Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi ketengan tentang ramuan dan tanggal pembuatan
Cara Penggunaan :
- 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter diaduk dan kemudian dimasukkan ke tangki penyemprot
- Penyemprotan pada tanaman dilakukan terutama terutama pada pucuk kemudian bagian atas dan bawah daun
- Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam seminggu sampai dengan populasi kutu tidak membahayakan lagi
2. Ramuan B
Kegunaan
|
:
|
Untuk pengendalian
ulat pemakan daun
|
Alat-alat :
1.
Timbangan
2.
Gelas
ukur
3.
Kertas label
4.
Lesung
alu
5.
Sarung
tangan
6.
Pisau
7.
Baki
8.
Baskom
9.
Ember
10.
Botol
atau jirigen sebagai media penyimpanan
Bahan-bahan :
No
|
Jenis bahan
|
Jumlah
|
1
|
Lagundi (Vitex trifolia L.)
|
5 ons
|
2
|
Daun sirsak (Annona sp)
|
5 ons
|
3
|
Daun sirih (Aper betle L.)
|
½ ikat
|
4
|
Daun cengkeh (Euginia aromatica L.)
|
5 ons
|
5
|
Serai Harum (Cymopogon atratus)
|
4 ons
|
6
|
sicerek
|
4 ons
|
7
|
Mahoni (Switania mahagoru)
|
5 ons
|
8
|
Daun kulit
manis
|
5 ons
|
9
|
Garam
|
0,5 ons
|
10
|
Urine kambing
|
1 liter
|
Cara pembuatan :
- Semua bahan ditumbuk satu persatu
- Bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam urine kambing
- Rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya kemuan ekstrak tersebut disaring dan hasil saringan ditambah dengan garam
- Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan
Cara Penggunaan :
- 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter diaduk dan kemudian dimasukkan ke tangki penyemprot
- Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
- Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua kali dalam seminggu sampai dengan populasi larva atau ulat tidak membahayakan lagi
3. Ramuan C
Kegunaan
|
:
|
untuk pengendalian ulat pemakan daun
|
Alat-alat :
1.
Timbangan
2.
Gelas
ukur
3.
Kertas label
4.
Lesung
alu
5.
Sarung
tangan
6.
Pisau
7.
Baki
8.
Baskom
9.
Ember
10. Botol atau
jirigen sebagai media penyimpanan timbangan
bahan-bahan :
No
|
Jenis bahan
|
Jumlah
|
1
|
Air kelapa
|
2 liter
|
2
|
Ragi tape
|
1 butir
|
3
|
Bawang putih (Allium sativum)
|
4 ons
|
4
|
Deterjen/sabun
colek
|
0,5 ons
|
5
|
Kapur bangunan
|
2 ons
|
Cara Pembuatan :
- Deterjen atau sabun colek dilarutkan dalam air kelapa
- Bawang putih ditumbuk sampai halus
- Bawang putih, ragi tape dan kapur bangunan dimasukkan dalam larutan air kelapa dan kemudian di saring
- Hasil saringan kemudian difermentasikan selama 20 hari
- Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan
Cara Penggunaan :
- 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot
- Penyemprotan pada seluruh bagian tanaman
- Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam seminggu sampai dengan populasi larva/ulat tidak membahayakan lagi
4. Ramuan D
Kegunaan
|
:
|
Untuk pengendalian penyakit cendawan
/jamur
|
Alat-alat :
1.
Timbangan
2.
Gelas
ukur
3.
Kertas label
4.
Saringan
5.
Lesung
dan alu
6.
Parutan
7.
Sarung
tangan
8.
Pisau
9.
Baki
10.
Baskom
11.
Ember
12.
Botol
atau jirigen sebagai media penyimpanan.
Bahan-bahan :
No
|
Jenis bahan
|
Jumlah
|
1
|
Gelinggang
gajah
|
5 ons
|
2
|
Lengkuas (Alpina purpurata)
|
3 ons
|
3
|
Jahe ( Zingiber officinale)
|
3 ons
|
4
|
Ekstrak
Titonia
|
3 liter
|
Cara pembuatan :
- Daun gelinggang gajah ditumbuk halus
- Jahe dan lengkuas ditumbuk / diparut hingga halus
- Ketiga bahan tersebut dimasukkan ke dalam ekstrak titonia selanjutnya diperas dan disaring
- Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan
Cara penggunaan :
- 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot
- Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
- Aplikasi pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
- Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam seminggu sampai dengan intensitas penyakit cendawan/jamur tidak membahayakan lagi
5. Ramuan E
Kegunaan
|
:
|
Untuk pengendalian penyakit yang disebabkan bakteri
|
Alat-alat :
1.
Timbangan
2.
Gelas
ukur
3.
Kertas label
4.
Saringan
5.
Lesung
dan alu
6.
Sarung
tangan
7.
Pisau
8.
Baki
9.
Baskom
10. Ember
11. Botol atau
jirigen sebagai media penyimpanan.
Bahan-bahan :
No
|
Jenis bahan
|
Jumlah
|
1
|
Daun sirih (piper betle L.)
|
½ ikat
|
2
|
Kunyit
|
2 ons
|
3
|
Bawang putih (Allium sativum)
|
2 ons
|
4
|
Ekstrak
Titonia
|
3 liter
|
Cara pembuatan :
- Semua bahan ditumbuk satu persatu
- Bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dan diaduk dalam ekstrak titonia
- Rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya kemuan ekstrak tersebut disaring
- Kemudian disimpan dalam botol/jirigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan
Cara Penggunaan :
·
500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10
liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot
·
Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian
tanaman
·
Aplikasi pada tanaman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali
dalam seminggu sampai dengan intensitas penyakit cendawan/jamur tidak
membahayakan lagi
Dari beberapa
formulasi ramuan tersebut, takaran yang tercantum dalam pembuatan ramuan
tersebut merupakan takaran/ukuran yang disesuaikan dengan aplikasi yang
dilakukan di IPO Aie Angek, sehingga jika dilakukan aplikasi ditempat lain
sangat besar kemungkinan takaran/ukuran masing-masing bahan yang digunakan akan
berbeda pula jumlahnya.
Semoga hal ini bermanfaat bagi teman para petani dimana saja berada, sepanjang mengikuti bahan serta cara pengolahan, memperoleh kwalitas produksi pertanian yang bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar